Minggu, 09 Juni 2013

AL-QUR'AN MENENTUKAN JALAN HIDUP MANUSIA

** AL-QUR'AN MENENTUKAN JALAN HIDUP MANUSIA **

** Setelah tiga premis yang sudah kami jelaskan, maka harus diketahui pula bahwa Al-Quran - di sampinq memperhatikan tiga premis tersebut,
yaitu manusia mempunyai tujuan yang harus dicapainya dalam perjalanan hidupnya dengan usaha dan perbuatannya,
dan dia tidak mungkin mencapai tujuan yang diidam-idamkan itu kecuali dengan mengikuti hukum-hukum
dan tata cara tertentu serta keharusan mempelajari hukum-hukum dan tata cata itu dari buku fitrah dan penciptaan,
yakni ajaran Allah - juga menentu­kan jalan hidup bagi manusia sebagai berikut:

** Al-Quran mendasarkan jalan itu pada keimanan akan keesaan-­Nya sebagai dasar pertama agama;
Al-Quran menjadikan keimanan kepada akhirat dan Hari Kiamat,
yaitu hari ketika orang yang baik dibalas karena kebaikannya dan yang jahat dibalas karena kejahat­annya, sebagai dasar-kedua agama.
Hal ini pada gilirannya membawa kepada keimanan kepada kenabian,
karena perbuatan-­perbuatan bisa dibalas setelah si pelakunya mengetahui ketaatan dan maksiat, yang baik dan yang buruk.
Pengetahuan ini tidak akan dapat diperoleh kecuali melalui wahyu dan kenabian - sebagaimana akan kami rinci nanti.
Al-Quran menjadikan ke­imanan kepada kenabian ini sebagai dasar ketiga agama.

** Al-Quran memandang ketiga dasar ini: keimanan kepada keesaan Allah, kenabian dan akhirat sebagai dasar-dasar agama Islam.
Setelah itu, Al-Quran menjelaskan pokok-pokok akhlak yang diridhai dan sifat-sifat baik yang sesuai dengan ketiga dasar tersebut,
dan setiap orang beriman harus menghiasi diri dengannya.
Kemudian AI-Quran menetapkan hukum-hukum perbuatan yang menjamin kebahagiaan hakiki manusia dan menyuburkan akhlak yang utama
dan faktor-faktor yang mengantarkannya kepada akidah yang benar dan prinsip-prinsip pokok.

** Tidak logis bila kita beranggapan bahwa orang yang bergelimang dalam seks yang diharamkan, mencuri, berkhianat dan curang, adalah suci.
Begitu pula, tidak logis bila kita beranggapan bahwa orang yang keterlaluan dalam mencintai harta, mengumpulkan dan menyimpannya,
dan tidak mau memenuhi hak-hak orang lain, adalah suci.
Tidak logis pula bila kita menganggap orang yang tidak menyembah Allah dan mengingat-Nya siang dan malam, sebagai beriman kepada Allah dan Hari Akhir.

** Dengan demikian, akhlak yang baik maujud kuena adanya perbuatan-perbuatan baik,
sebagaimana akhlak yang baik itu ada karena akidah yang benar.

** Seseorang yang terbelenggu kesombongan, kebanggaan dan kecintaan kepada diri sendiri,
tidak mungkin mempercayai Allah dan mengakui keagungan-Nya.
Dan orang yang selama hidupnya tidak mengetahui makna keadilan, k
eperwiraan dan welas-asih terhadap yang lemah, tidak akan masuk ke dalam hatinya intan kepada Hari Kiamat,
perhitungan dan balasan di akhirat. Tentang hubungan antara akidah yang benar dengan akhlak yang diridhai, Allah berfirman:
"Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik, dan amal yang baik dinaikkan-Nya. "
(QS 85:10)

** Dan tentang hubungan antara akidah dengan perbuatan, Allah berfirman:
"Kemudian akibat orang-orang yang mengerjakan kejahatan adalah azab yang lebih buruk,
karena mereka mendustakan ayat­ayat Allah dan mereka selalu memperolok-oloknya."
(QS 90:10)
---------------------------------------
** Kesimpulan dari pembicaraan di atas adalah bahwa Al-Quran mwgandung sumber-sumber ketiga dasu Islam, yaitu:

1. Dasar-dasar akidah. Ini terbagi menjadi tiga dasar agama:
tauhid, kenabian dan akhirat, dan akidah-akidah yang merupakan cabang darinya,
seperti lauh mahfudh, qalam, qadha' dan qadar, malaikat, menghadap Allah, kursi, penciptaan langit dan bumi dan lain-lain.

2. Akhlak yang diridhai.

3. Hukum-bukum syara' dan perbuatan yang dasar-dasarnya telah dijelaskan Al-Quran,
sedangkan penjelasan terincinya diserahkan kepada Nabi Muhammad s.a.w. Dan Nabi menjadikan penjelasan Ahlul Bait (keluarga)-nya sama dengan penjelasan beliau,
sebagaimana diketahui dari hadits tsaqalain yang secara mutawatir diriwayatkan baik oleh kalangan Ahlus Sunnah maupun Syi'ah.¹
_____________________________________

notes :

¹ Baca 'Abaqatul Anwar, bagian "Hadits Tsaqalain". Di situ disebutkan beratus-ratus sanad yang sampai kepada hadis tersebut.

Sabtu, 08 Juni 2013

Al-QUR'AN, UNDANG-UNDANG PALING UTAMA DALAM KEHIDUPAN

** Al-QUR'AN, UNDANG-UNDANG PALING UTAMA DALAM KEHIDUPAN **

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM..

** Agama Islam, yang mengandung jalan hidup manusia yang paling sempurna dan memuat ajaran yang menuntun umat manusia kepada kebahagiaan dan kesejahteraan,
dapat diketahui dasar­dasar dan perundang-undangannya melalui Al-Quran.
Al-Quran adalah sumber utama dan mata air yang memancarkan ajaran Islam.
 Hukum-hukum Islam yang mengandung serangkaian pengetahuan tentang akidah,
pokok-pokok akhlak dan perbuatan dapat dijumpai sumbernya yang asli dalam ayat-ayat Al-Quran. Allah berfirman,
"Sesungguhnya Al-Quran ini menunjukkan kepada jalan yang lebih lurus." (QS 17:9)

"Kami menurunkan AI-Quran kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu." (QS 16:89)


** adalah amat jelas bahwa dalam Al-Quran terdapat banyak ayat yang mengandung pokok-pokok akidah keagamaan,
keutamaan akhlak dan prinsip-prinsip-umum hukum perbuatan. Kami tidak perlu menyebutkan semua ayat itu dalam kesempatanyang tidak cukup luas ini.
Lebih lanjut pemikiran yang teliti tentang pokok-pokok permasalahan berikut dapat menjelaskan kepada kita universalitas kandungan Al-Quran
mengenai jalan hidup yang harus ditempuh manusia.

** PERTAMA, dalam hidupnya manusia hanya menuju kepada ke­bahagiaan,
ketenangan dan pencapaian cita-citanya.
Kebahagiaan dan ketenangan merupakan suatu wama khusus di antara warna­wama kehidupan yang diinginkan oleh manusia,
yang di naungannya ia berharap menemukan kemerdekaan, kesejahteraan, kesen­tosaan dan lain-lain.

**Jarang kita lihat orang yang, dengan perbuatan mereka sendiri, memalingkan muka dari kebahagiaan dan kesenangan - seperti melakukan bunuh diri,
melukai badan dan menyakiti anggota tubuhnya dan beberapa latihan (riyadhah) berat yang tidak diajarkan agama - dengan alasan berpaling dari dunia,
dan perbuatan­perbuatan lain yang menyebabkan seseorang kehilangan berbagai sarana kesejahteraan dan ketenangan hidup.
Begitulah, (hanya) orang yang menderita komplikasi jiwa - sebagai akibat dari parahnya komplikasi itu - berpendapat
bahwa kebahagiaan terdapat dalam perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan kebahagiaan.
Sebagai contoh, seseorang mengalami kesulitan hidup dan tidak kuat menanggungnya,
kemudian bunuh diri karena beranggapan bahwa kesenangan itu terdapat dalam kematian.
Atau, sebagian orang menjauhi dunia, menjalani bermacam latihan badan dan mengharamkan kesenangan materiil untuk dirinya sendiri,
karena ia berpendapat bahwa hidup dalam kesenangan materi merupakan hidup yang kering.
Dengan demikian, usaha yang dilakukan manusia hanyalah untuk menemukan kebahagiaan yang diidam-idamkan yang ia berusaha mewujudkan dan memperolehnya.

** Memang, jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut berbeda-beda.
Sebagian menempuh jalan yang masuk akal, yang diterima kemanusiaan dan dibolehkan oleh syariat,
sedang sebagian yang lain menyalahi jalan yang benar sehingga terperosok ke dalam belantara kesesatan dan menyimpang dad jalan kebenar­an.

** KEDUA, perbuatan-perbuatan yang dilakukan manusia senan­tiasa berada dalam suatu kerangka peraturan dan hukum tertentu.
Hal ini merupakan suatu kebenaran yang tak dapat diingkari, dalam segala keadaan,
mengingat begitu jelas dan gamblangnya persoalan.
Hal itu disebabkan karena manusia yang mempunyai akal hanya melakukan sesuatu setelah ia menghendakinya.
Perbuatannya itu berdasarkan kehendak jiwa yang diketahuinya dengan jelas.
Di segi yang lain, ia hanya melakukan apa pun demi dirinya sendiri.
Yakni, ia merasakan adanya tuntutan-tuntutan hidup yang harus dipenuhinya,
kemudian berbuat untuk meme­nuhi tuntutan-tuntutan itu untuk dirinya sendiri.
Karenanya, antara semua perbuatannya itu ada suatu tali kuat yang menghubungkan sebagiannya dengan yang lain.

**Sesungguhnya makan dan minum, tidur dan bangun, duduk dan berdiri, pergi dan datang
adalah semua perbuatan ini dan perbuat­an-perbuatan lain yang dilakukan manusia - pada beberapa keadaan,
merupakan keharusan baginya; dan pada beberapa keadaan yang lain, tidak merupakan keharusan - yakni,
bermanfaat bagi­nya pada suatu saat, dan membahayakan pada saat yang lain.
Semua yang dilakukan manusia itu bersumber dari suatu hukum yang ia ketahui universalitasnya dalam dirinya
dan yang ia terapkan bagian-bagiannya pada perbuatan dan pekerjaan-pekerjaannya.

**Seseorang, dalam perbuatan-perbuatan individualnya, menye­rupai suatu pemerintahan lengkap,
yang memiliki hukum, kebiasa­an dan tata caranya sendiri.
Kekuatan aktif dalam pemerintahan itu terlebih dahulu harus menimbang perbuatan-perbuatannya dengan hukum-hukum itu,
kemudian bamlah ia berbuat. Perbuatan-perbuatan sosial yang dilakukan dalam suatu ma­syarakat menyerupai perbuatan individual,
sehingga padanya ber­laku seperangkat hukum dan tata cara yang dipatuhi oleh sebagian besar individu masyarakat itu.
Jika tidak, maka anarkisme akan menguasai, dan ikatan sosial mereka pun terpecah.

**Memang, corak masyarakat, di bawah pengaruh hukum-hukum yang berlaku dan dominan di dalamnya, berbeda-beda.
Seandainya masyarakat itu bcrcorak mazhabiah, maka di dalamnya ber­laku ketentuan-ketentuan dan hukum-hukum mazhab tersebut.
Dan bila tidak bercorak mazhabiah, melainkan kebudayaan, maka perbuatan-perbuatan masyarakatitu bercorak hukum kebudayaan tersebut.
Adapun jika masyarakat itu liar dan tidak mempunyai kebudayaan,
maka padanya berlaku tata pergaulan dan hukum­hukum individual yang sewenang-wenang,
atau hukum-hukum yang dihasilkan oleh adanya perbauran berbagai kepercayaan dan tata pergaulan yang kacau.

**Kalau begitu, maka manusia, dalam perbuatan-perbuatan individual dan sosialnya,
harus memiliki tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan yang diidam-idamkan itu,
ia harus melakukan perbuatan-perbuatannya menurut hukum dan tata cara tertentu yang ditetapkan oleh agama atau masyarakat,
atau yang lainnya. Al-Quran sendiri menguatkan teori ini ketika ia mengatakan,
"Tiap-tiap umat memiliki kiblatnya sendiri yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah dalam kebaikan."
(QS 2: 148)

**Kata ad-din (agama), menurut kebiasaan Al-Quran berarti 'jalan hidup.'
Orang-orang yang beriman dan yang kafir - sampai­sampai yang tidak mengakui keberadaan Allah sekalipun – pasti memiliki suatu agama,
karena setiap orang mengikuti hukum­hukum tertentu dalam perbuatan-perbuatannya, dan hukum­hukum itu disandarkan kepada Nabi dan wahyu,
atau ditetapkan oleh seseorang atau suatu masyarakat. Tentang musuh-musuh agama Allah, Allah berfirman:                                                                     
"Yaitu orang-orang yang menghalangi manusia dari jalan Allah dan menginginkan agar jalan itu menjadi bengkok. "
(QS 7:45)¹


**KETIGA, jalan hidup terbaik dan terkuat manusia adalah jalan hidup berdasarkan fitrah,
bukan berdasarkan emosi-emosi dan dorongan-dorongan individual atau sosial.

**Apabila kita mengamati secara teliti setiap bagian alam, akan kita ketahui bahwa ia memiliki tujuan tertentu,
yang sejak hari pertama kejadiannya ia mengarah ke tujuan itu melalui jalan yang terdekat dan terbaik.
Ia memiliki sarana yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu. Inilah keadaan semua makhluk di dalam alam ini, baik yang bernyawa maupun yang tidak.

**Sebagai contoh adalah biji gandum. Sejak hari pertama diletak­kan dalam tanah,
ia berjalan dalam proses penyempurnaan. Meng­hijau dan tumbuh sampai terbentuknya bulir-bulir yang lipatannya berisi banyak biji gandum.
Dan ia dibekali dengan sarana-sarana khusus untuk memperoleh unsur-unsur yang harus dipenuhi dalam proses penyempurnaannya itu.
Kemudian ia menyerap unsur-unsur yang ada di dalam tanah,
udara dan lain-lainnya dengan kadar ter­tentu: Lalu ia merekah, menghijau dan tumbuh hari demi hari,
dan berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain sampai terbentuknya bulir-bulir baru, yang dalam setiap bulir terdapat banyak biji gandum.
Pada saat itulah biji pertama yang disemaikan di bumi benar-benar telah mencapai tujuan yang diidam-idamkannya dan kesempurnaan yang ia tuju.
Demikian pula pohon kenari. Jika kita amati secara teliti,
akan kita ketahui bahwa pohon itu juga ber­jalan menuju suatu tujuan tertentu sejak hari pertama kejadiannya.
Dan untuk mencapai tujuan itu ia dibekali alat-alat tertentu yang sesuai dengan proses penyempurnaan, kekuatan dan besarnya.
Dalam perjalanannya ia tidak menempuh perjalanan yang ditem­puh olch gandum,
sebagaimana gandum - dalam tingkat-tingkat penyempurnaannya - tidak berproses sebagaimana prosesnya pohon kenari.
Masing-masing dari kedua tanaman itu mempunyai perkembangannya sendiri yang tidak akan dilanggarnya untuk selama-lamanya.

**Semua yang kita saksikan di dalam alam ini mengikuti kaidah yang berlaku ini,
dan tidak ada bukti pasti bahwa manusia me­nyimpang dari kaidah itu dalam perjalanan alamiahnya
menuju tujuan yang ia telah dibekali alat-alat tertentu untuk mencapainya. Bahkan bekal-bekal yang diberikan kepadanya
itu merupakan bukti terkuat bahwa dia adalah seperti yang lainnya di alam ini. Dia memiliki tujuan tertentu yang menjamin kebahagiaannya,
dan dia telah dilengkapi dengan sarana-sarana untuk mencapainya.

** Jadi, fitrah manusia - bahkan fitrah alam yang manusia hanyalah merupakan sebagian darinya - menuntunnya ke arah kebahagiaan hakiki.
Fitrah itu mengilhami hukum-hukum terpenting, terbaik dan terkuat yang menjamin kebahagiaannya. Allah ber­firman:
"Musa berkata: 'Tuhan kami ialah Zat yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberi­nya petunjuk'."
(QS 20:50)

"Yang menciptakan dan menyempurnakan (penciptaan)­Nya. Yang memberikan ketentuan dan petunjuk."
(QS 87:2-3)

"Demi jiwa dan Penyempurnanya. Kemudian Allah mem­beritahukan kefasikan dan ketakwaannya.
Sungguh beruntung orang yang menyucikannya, dan sungguh merugi orang yang mengotorinya."
(QS 91:7-10)

"Hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah.
Tetapilah fitrah Allah yang la telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.
Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. ltulah agama yang lurus. "
(QS 30:30)

"Sesungguhnya agama yang diterima Allah adalah lslam.
(QS 3:19)

"Barangsiapa rnencari agarna selain lslam, maka tidak akan di­terima. "
(QS 3:85)

------------------------------
** Kesimpulan dari ayat-ayat ini dan ayat-ayat lain yang ber­kandungan sama,
yang tidak kami sebutkan secara ringkas,
adalah bahwa Allah menuntun setiap makhluk-Nya - termasuk manu­sia - kepada tujuan dan kebahagiaan puncak yanq merupakan tujuan diciptakannya mereka.
Dan jalan yang benar bagi manusia ialah jalan fitrahnya.
Maka dalarn perbuatan-perbuatannya manu­sia harus terikat dengan hukum-hukum individu dan sosial yang bersumber dari fitrahnya,
dan tidak boleh secara membuta meng­ikuti hawa nafsu, emosi, kecenderungan dan keinginannya.
Konsekuensi dari agama fitrah (alamiah) adalah manusia tidak boleh menyia-nyiakan bekal-bekal yang diberikan kepadanya.
Bahkan setiap bekal harus dimanfaatkan dalam batas-batasnya dan secara benar, agar potensi-potensi yang ada dalam dirinya seimbang,
dan agar satu potensi tidak mematikan potensi yang lain.

** Selanjutnya manusia harus dikuasai oleh akal sehat yang jauh dari kesalahan,
bukan oleh tuntutan-tuntutan diri yang bersumber dari emosi yang menyalahi akal.
Beqitu pula, yang menguasai masyarakat haruslah kebenaran dan yang benar-benar bermanfaat baginya,
bukan orang kuat yang sewenang-wenang dan mengikuti hawa nafsu dan keinginan-keinginannya.
Bukan pula mayoritas yang menyimpang dari kebenaran dan kemaslahatan umum.

** Pembahasan di atas juga menunjukkan hahwa yang berhak membuat dan memberlakukan hukum hanyalah Allah saja,
dan tak seorang pun berhak membuat dan memberlakukan hukum dan memutuskan segala perkara,
karena pembahasan di atas menun­jukkan bahwa jalan hidup dan hukum yang bermanfaat bagi manu­sia dalam kehidupannya adalah yang diilhami fitrahnya.
Yakni hukum dan jalan hidup yang dituntut oleh sebab-sebab dan faktor-­faktor batiniah dan lahiriah dalam fitrahnya.
Hal ini berarti sesuai dengan kehendak Allah.
Pengertian "sesuai dengan kehendak Allah" adalah bahwa Allah telah menempatkan pada diri manusia sebab-sebab
dan faktor-faktor yang mengakibatkan adanya perundanq-undangan dan jalan hidup.

** Kadang-kadang, sebab-sebab dan faktor-faktor itu mengambil bentuk pemaksaan sebagai dasar bagi suatu proses,
seperti peristiwa-peristiwa alam yang terjadi setiap hari.
Inilah yanq dinamakan kemauan alam (iradah takwiniah), Kadanq-kadang juga sesuatu aksi dilakukan secara bebas dan berdasarkan kehendak,
seperti makan, minum dan lain-lain, yang dalam hal ini kehendak diatur oleh hukum Allah (iradah tasyri'iah). Allah berfirman:

"Tidak ada hukum selain milik Allah."
(QS 12:40 dan 67)

notes :

¹ Kata sabilillah (jalan Allah), dalam kebiasaan Al-Quran, berarti agama Allah.
Ayat itu juga menunjukkan bahwa orang~orang kafir - termasuk di dalamnya
orang-orang yang mengingkari adanya Tuhan - pun memiliki agama, yaitu jalan hidup mereka.




74 WASIAT UNTUK PEMUDA ISLAM !

** 74 WASIAT UNTUK PEMUDA ISLAM ! **
Bismillahirrahmanirrahim..
Assalamu'alakum ..

Berikut ini adalah wasiyat Islami yang berharga dalam berbagai aspek -
seperti ibadah, muamalah, akhlaq, adab dan yang lainnya dari sendi-sendi
kehidupan. Kami persembahkan wasiyat ini sebagai peringatan kepada pada para
pemuda muslim yang senantiasa bersemangat mencari apa yang bermanfaat
baginya, dan sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang
beriman. Kami memohon kepada Allah SWT agar menjadikan hal ini bermanfaat bagi
orang yang membacanya ataupun mendengarkannya serta memberikan pahala yang
besar bagi penyusunnya, penulisnya, yang menyebarkannya ataupun yang
mengamalkannya. Cukuplah bagi kita Allah sebaik-baik tempat bergantung.

1. Ikhlaskanlah niat kepada Allah dan hati-hatilah dari riya', baik dalam perkataan
ataupun perbuatan.

2. Ikutilah sunnah Nabi dalam semua perkataan, perbuatan, dan akhlaq.

3. Bertaqwalah kepada Allah dan ber-azam-lah untuk melaksanakan semua perintah
dan menjauhi larangan-Nya.

4. Bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nashuha dan perbanyaklah istighfar.

5. Ingatlah bahwa Allah senantiasa mengawasi gerak-gerikmu. Dan ketahuilah
bahwa Allah melihatmu, mendengarmu, dan mengetahui apa yang terbesit di
hatimu.

6. Berimanlah kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari
akhir serta qadar yang baik ataupun yang buruk.

7. Janganlah engkau taqlid (mengekor) kepada orang lain dengan buta (tanpa
memilih dan memilah mana baik dan mana yang buruk serta mana yang sesuai
dengan sunnah / syari'at dan mana yang tidak). Dan janganlah engkau termasuk
orang-orang yang tidak punya pendirian.

8. Jadilah engkau sebagai orang pertama dalam mengamalkan kebaikan karena
engkau akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengikuti /
mencontohmu dalam mengamalkannya.

9. Peganglah kitab Riyadhush Shalihin, bacalah olehmu dan bacakan pula kepada
keluargamu [/orang lain] (demikian juga kitab Zaadul Ma'ad oleh Ibnul Qoyyim).

10. Jagalah selalu wudhumu dan perbaharuilah. Dan jadilah engkau senantiasa dalam
keadaan suci dari hadats dan najis.

11. Jagalah selalu shalat di awal waktu dan berjamaah di masijid, terlebih lagi shalat
"Isya dan Fajr (Shubuh).

12. Janganlah memakan makanan yang mempunyai bau yang tidak enak/sedap,
seperti bawang putih dan bawang merah [termasuk juga petai dan jengkol]. Dan
janganlah merokok agar tidak membahayakan dirimu dan kaum muslimin lainnya.

13. Jagalah selalu shalat berjamaah agar engkau mendapat kemenangan dengan
pahala yang ada pada shalat berjamaah tersebut.

14. Tunaikanlah zakat yang telah diwajibkan dan janganlah engkau bakhil kepada
orang-orang yang berhak menerimanya.

15. Bersegeralah berangkat untuk shalat Jum'at dan janganlah berlambat-lambat
sampai setelah adzan kedua karena engkau akan berdosa.

16. Puasalah di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala
dari Allah agar Allah mengampuni dosa-dosamu, baik yang telah lalu maupun
yang akan datang. [Lengkapilah pula dengan puasa-puasa sunnah yang telah
dituntunkan oleh Rasulullah saw].

17.Hati-hatilah dari berbuka di siang hari di bulan Ramadhan tanpa udzur syar'i
sebab engkau akan berdosa karenanya.

18. Tegakkanlah shalat malam di bulan Ramadhan (shalat tarawih) dengan penuh
keimanan dan mengharap pahala dari Allah agar engkau mendapatkan ampunan
atas dosa-dosamu yanng telah lalu. [Pertahankan pada bulan-bulan berikutnya].

19. Bersegeralah untuk haji dan umrah ke Baitullah Al-Haram jika engkau termasuk
orang yang mampu dan janganlah menunda-nunda.

20. Bacalah Al-Qur'an dengan mentadabburi maknanya. Laksanakanlah perintahnya
dan jauhi larangannya agar Al-Qur'an itu menjadi hujjah bagimu di sisi Rabbmu
dan menjadi penolongmu di Hari Qiyamat.

21. Senantiasalah memperbanyak dzikir kepada Allah, baik dalam keadaan berdiri,
duduk, ataupun berdiri. Dan hati-hatilah engkau dari kelalaian.

22.Hadirilah majelis-majelis dzikir, karena majelis dzikir termasuk taman syurga.

23. Tundukkan pandanganmu dari aurat dan hal-hal yang diharamkan. Hati-hatilah
engkau dari mengumbar pandangan, karena pandangan itu merupakan anak
panah beracun dari anak panah Iblis.

24. Janganlah engkau panjangkan pakaianmu melebihi mata kaki (untuk kaum lakilaki)
dan janganlah engkau berjalan dengan kesombongan/keangkuhan.

25. Janganlah engkau memakai pakaian sutra dan emas, karena keduanya
diharamkan untuk laki-laki.

26. Janganlah engkau menyerupai wanita dan janganlah engkau biarkan wanitawanita
menyerupai laki-laki.

27. Biarkanlah jenggotmu, karena Rasulullah bersabda, "Cukurlah kumis dan
panjangkan jenggot" (HR. Bukhari dan Muslim).

28. Janganlah engkau makan, minum [dan berpakaian] kecuali yang halal agar
do'amu di-ijabah.

29. Ucapkanlah basmallah ketika engkau hendak makan/minum dan ucapkanlah
hamdallah apabila engkau telah selesai.

30.Makanlah, minumlah, ambillah dan berilah dengan tangan kanan.

31.Hati-hatilah dari berbuat kezhaliman karena kezhaliman itu merupakan kegelapan
di Hari Qiyamat.

32. Janganlah engkau bergaul kecuali dengan orang mukmin dan janganlah dia
memakan makananmu kecuali engkau dalam keadaan bertaqwa (dengan ridha
dan menyuguhkan makanan yang halal untuknya).

33.Hati-hatilah dari suap-menyuap (kolusi), baik itu memberi suap, menerima suap
ataupun menjadi perantaranya, karena pelakunya terlaknat.

34. Janganlah engkau menukar keridhaan manusia dengan kemurkaan Allah, karena
Allah akan murka kepadamu.

35. Taatilah ulil amri (pemerintah) dalam semua perintah yang sesuai dengan syari'at
dan do'akan kebaikan untuk mereka.

36.Hati-hatilah dari bersaksi palsu dan menyembunyikan persaksian. "Barangsiapa
menyembunyikan persaksiannya, maka hatinya berdosa. Dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan" (QS. Al-Baqarah: 283).

37. Ajaklah manusia kepada yang ma'ruf (apa-apa yang diperintahkan oleh Allah dan
Rasul-Nya) dan jauhi kemungkaran (apa-apa yang dilarang oleh Allah dan RosulNya). "Dan beramar ma'ruf nahi munkarlah seerta sabarlah terhadap
apa yang menimpamu" (QS. Luqman : 17).

38. Tinggalkanlah semua hal yang diharamkan, baik yang kecil maupun yang besar.
Janganlah engkau bermaksiyat kepada Allah dan janganlah engkau membantu
seorang pun dalam bermaksiyat kepada-Nya.

39. Janganlah engkau dekati zina. Allah berf irman, "Janganlah kalian mendekati
zina. Sesungguhnya zina itu adalah perbuatan keji dan seburukburuknya
jalan" (QS. Al-Israa: 32).

40.Wajib bagimu berbakti kepada orang tua dan hati-hatilah dari mendurhakainya.

41.Wajib bagimu untuk silaturahmi dan hati-hatilah dari memutuskan hubungan
silaturahmi.

42. Berbuat baiklah kepada tetanggamu dan janganlah menyakitinya. Dan apabila dia
menyakitimu, maka bersabarlah.

43. Perbanyaklah mengunjungi orang-orang shalih dan saudaramu di jalan Allah.

44. Cintalah karena Allah dan bencilah juga karena Allah, karena hal itu merupakan
tali keimanan yang paling kuat.

45.Wajib bagimu untuk duduk bermajelis dengan orang shalih dan hati-hatilah dari
bermajelis dengan orang-orang yang jelek (sesat).

46. Bersegeralah untuk memenuhi hajat (kebutuhan) kaum muslimin dan buatlah
mereka bahagia.

47. Berhiaslah dengan kelemah-lembutan, sabar dan teliti. Hati-hatilah dari sifat
keras, kasar dan tergesa-gesa.

48. Janganlah memotong pembicaraan orang lain dan jadilah engkau pendengar
yang baik.

49. Sebarkanlah salam kepada orang yang engkau kenal ataupun tidak engkau kenal.

50. Ucapkanlah salam yang disunnahkan, yaitu "assalamu'alaikum" dan tidak cukup
hanya dengan isyarat telapak tangan atau kepala saja.

51. Janganlah mencela seorang pun dan mensifatinya dengan kejelekan.

52. Janganlah melaknat seorang pun, termasuk hewan atau benda mati.

53.Hati-hatilah dari menuduh dan mencoreng kehormatan orang lain, karena hal itu
termasuk dosa yang besar.

54.Hati-hatilah dari namimah (mengadu domba), yakni menyampaikan perkataan di
antara manusia dengan maksud agar terjadi kerusakan di antara mereka.

55.Hati-hatilah dengan ghibah, yakni engkau menceritakan tentang saudaramu apaapa
yang dia benci jika mengetahuinya.

56. Janganlah engkau mengagetkan, menakuti dan menyakiti sesama muslim.

57.Wajib bagimu melakukan ishlah (perdamaian) di antara manusia, karena hal itu
merupakan amalan yang utama.

58. Katakanlah hal-hal yang baik, jika tidak maka diamlah.

59. Jadilah engkau orang yang jujur dan janganlah berdusta, karena dusta akan
mengantarkan kepada dosa dan dosa mengantarkan kepada neraka.

60. Janganlah engkau bermuka dua. Datang kepada sekelompok orang dengan satu
wajah dan data kepada kelompok lain dengan wajah yang berbeda.

61. Janganlah bersumpah dengan selain Allah dan janganlah banyak bersumpah
meskipun engkau benar.

62. Janganlah menghina orang lain, karena tidak ada keutamaan atas seorang pun
kecuali dengan taqwa.

63. Janganlah mendatangi dukun, ahli nujum serta tukang sihir dan janganlah
membenarkan [perkataan/ramalan] mereka.

64. Janganlah menggambar gambar manusia dan binatang [makhluk bernyawa].
Sesungguhnya manusia yang paling keras adzabnya pada Hari Qiyamat adalah
tukang gambar.

65. Janganlah menyimpan [memajang] gambar makhluk bernyawa di rumahmu
karena akan menghalangi malaikat untuk masuk ke rumahmu.

66. Tasymit-kanlah orang yang bersin dengan mengucap, "yarhamukallah" apabila
dia mengucapkan , "alhamdulillah".

67. Jauhilah bersiul dan tepuk tangan.

68. Bersegeralah untuk bertaubat dari segala dosa dan ikutilah kejelekan dengan
kebaikan karena akan menghapuskannya. Hati-hatilah dari menunda-nunda.

69. Berharaplah selalu akan ampunan Allah serta rahmat-Nya dan berbaik sangkalah
kepada Allah.

70. Takutlah kepada adzab Allah dan janganlah merasa aman darinya.

71. Bersabarlah dari segala musibah yang menimpa dan bersyukurlah dengan segala
kenikmatan yang ada.

72. Perbanyaklah melakukan amal shalih yang pahalanya terus mengalir meskipun
engkau telah mati, seperti membangun masjid dan menyebarkan ilmu.

73.Mohonlah syurga kepada Allah dan berlindunglah dari neraka.

74. Perbanyaklah mengucapkan shalawat dan salam kepada Rasulullah. Shalawat dan
salam senantiasa Allah curahkan kepadanya, keluarganya dan para shahabatnya
hingga Hari Qiyamat.


(Disarikan dan diterjemahkan dari buletin berjudul 74 Washiyyah li Asy-Syabab
terbitan Daarul Qashim, Riyadh - Kerajaan Arab Saudi)

_semoga bermanfaat :)